Sekitar 90-95 % infeksi hepatitis B pada orang dewasa
mampu melawan infeksi dan menyingkirkannya dari tubuh sehingga penderita sembuh
total, hanya 5-10 persen dewasa terinfeksi hepatitis B yang menjadi infeksi
kronik. Anak-anak menjadi resiko
terbanyak untuk menjadi infeksi kronik. Sampai 90 % anak terinfeksi gagal membersihkan virus dari
tubuh dan menjadi infeksi kronik.(Stephen dan david 2011)
2/3 orang
terinfeksi hepatitis B kronik menjadi karier. Orang-orang tersebut hidup tanpa
gejala, sehingga berpotensi menularkan kepada orang lain, sisa 1/3 nya menjadi
hepatitis aktif, yang bisa berujung pada penyakit radang hati yang serius.
(Stephen dan david 2011) Beberapa kondisi dapat menjadi fatal. Sekitar 15-25
persen orang dengan hepatitis B kronik meninggal karena penyakit hepatitis
(Stephen dan david 2011)
Hepatitis B menjadi infeksi hepar yang serius di
dunia. Seluruh dunia diperkirakan 350 juta orang hidup sebagai karier HBV yang
mana 620.000 meninggal karena penyakit yang terkait masalah hepar setiap tahunnya (Stephen dan
david 2011)
Di Amerika
hepatitis B banyak menyerang
dewasa muda berumur 20-50 tahun, kira-kira 800.000 -1.4 juta orang amerika
hidup sebagai karier hepatitis virus dan penyakit tersebut mengakibatkan
kematian 3000 orang per tahunnya. (Stephen dan david 2011)
Penyakit Hepatitis B disebabkan
oleh virus hepatitis B yakni suatu virus beramplop berisikan double stranded
secara parsial, genom DNA sirkuler dan terklasifikasi dalam
familyihepadnavirus, inti nukleocapsid berdiameter 27 nm dan yang mana antigen hepatitis hepatitis B core berasal.
Inti dikelilingi oleh selaput lipoprotein yang disebut sebagai HbsAg dan amplop
lipoprotein diproduksi dalam jumlah besar yang dilepaskan dalam aliran darah
(Soewigno dan Stephanus 2008)
HBV mempengaruhi fungsi hepar
pada saat terjadi replikasi hepatosit.
Sistem imun kemudian diaktifkan untuk menghasilkan reaksi spesifik melawan dan
berusaha membersihkan virus. Sel dimana tempat virus berkembang tidak membuat
sel kehilangan fungsi, respon inflamasi yang menjadi respon imun bersifat
merusak ((Soewigno dan Stephanus 2008)
Skrining untuk infeksi hepatitis B selama kehamilan
Saat ini American
College of Obstetrics and Gynecology (ACOG), the American Academy of Family
Practice (AAFP), and the American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemeriksaan HBsAg pada seluruh ibu hamil yang akan menjalani proses kelahiran, dan
wanita dengan HBsAg positif harus mendapatkan evaluasi penentuan ada
tidaknya penyakit hepatitis kronik dan
memfasilitasi ibu tersebut dengan imunoprofilaksis , memberikan laporan
laboratorium rumah sakit pada pelayan obstetric yang mendampingi proses
kelahiran tersebut.( Nina Kim 2012)
Pengaruh hepatitis virus pada ibu hamil adalah
meningkatkan angka kejadian abortus, partus prematur, dan perdarahan. Risiko
bagi janin dalam kandungan adalah prematurus, kematian janin dan penularan
hepatitis virus. Kelainan kongenital pada janin belum pernah dilaporkan.1
Transmisi virus hepatitis dari ibu ke anak dapat terjadi transplasental,
melalui kontak dengan darah atau tinja ibu waktu persalinan, kontak yang intim
antara ibu dan anak setelah persalinan, atau melalui air susu ibu( Nina Kim 2012)
HBV tidak menyebrangi plasenta
karena ukuran dan tidak dapat menginfeksi
bayinya kecuali terdapat
kerusakan barier plasenta, seperti yang
terjadi pada amniosentesis, ibu yang terinfeksi
dapat menularkan penyakit pada saat
inpartu. Sehingga bila tidak diberikan profilaksis akan membuat bayi
dalam resiko tinggi untuk terinfeksi hepatitis B dan terlebih lagi komplikasi
jangka panjang pada bayi yakni hepatitis kronik
( Nina Kim 2012)
Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B akut
maupun kronik, perlu diberi pengobatan imunoprofilaksis ( Hans Chandra
1992)
Resiko transmisi HBV perinatal
Secara keseluruhan
transmisi HBV dari ibu HBsAg positif ke
bayinya selama periode perinatal sekitar 5-90 % pada orang yang tidak mendapatkan
imunoprofilaksis, resiko tergantung pada tes HBeAg bila positif transmisi kira-kira 70-90 % dan bisa menurun
5-15 % ketika diberikan hepatitis B
immunoglobulin, 3 seri vaksin hepatitis B diberikan pada bayi akan menurunkan
kurang lebih 20%
Rute dan periode transmisi perinatanal HBV
Transmisi perinatal dari ibu ke
bayinya adalah merupakan pemahaman yang sangat penting diketahui. Jika wanita
hamil dengan hepatitis B karier dan memiliki antigen HBeAg positif maka bayi
nya akan mendapat kemungkinan terinfeksi
sekitar 90 persen, kira-kira 25 persen
bayi yang terinfeksi menjadi karier kronik. Kebanyakan karier HbsAg
adalah asimptomatik, tetapi berpotensi menularkan dan menjadi sumber infeksi baru yang konstan.(Stephen E
Contag 2012)
Walaupun sedikit, tapi penting, cara penularan HBV
termasuk transfer melalui perutaneus maupun secara parenteral kontak dengan
darah, cairan tubuh dan hubungan badan. kulit dan mukosa yang rusak menjadi barier yang rentan terhadap penularan
Beberapa teori lain yang menjelaskan mekanisme
penularan virus perinatal adalah11:
- Adanya kebocoran plasenta yang menyebabkan tercampurnya darah ibu dengan darah fetus.
- Tertelannya cairan amnion yang terinfeksi.
- Adanya abrasi pada kulit selama persalinan yang menjadi tempat masuknya virus.
- Tertelannya darah selama persalinan.
- Penularan melalui selaput lendir.( Hans Chandra 1992)
Mekanisme transmisi
HBV sebenarnya belum dapat diketahui secara pasti, t etapi mungkin infeksi dapat terjadi pada saat intrapartum
atau pada saat di uterus. HBV DNA dan HBsAg telah dideteksi di cairan amnion,
sel plasenta dan secret vagina pada
wanita HBsAg selama kehamilan dan pada darah talipusat bayi mereka. Model
partus ( Pervaginam dan Cesarean) tampaknya tidak memberikan dampak resiko
untuk terinfeksi HBV. ( Hans Chandra 1992)
Transmisi HBV
melalui asi tidak bermakna, seperti yang didemonstrasikan oleh beberapa
penelitian yang dilakukan sebelum era propilaksis neonatal rutin. Relative
tinggi kemanjuran imunoprofilaksi yang ada pada teori infeksi vertical dari ibu
ke bayi yang diduga terjadi dalam waktu
singkat sebelum terjadinya proses kelahiran( Hans Chandra 1992)
DAFTAR PUSTAKA
1. Stephen and David, Clinical and Developmental
Immunology, Pediatric department medical faculty, San Paulo 2012, Brazil
2. Soewigno dan Stephanus, Hepatitis Virus B, Penerbit
buku kedokteran EGC Jakarta, Cetakan I,edisi 2 2008
3. Nina Kim, Hepatitis B Discussion on Sexual Transmitted
Disease on hepatitis Web Study Seattle University Of Washington
4. Stephen E Contag, Hepatitis in Pregnancy, Department
of Obstetric and Gynecologic John Hopskin University Baltimore US 2011
5. Hans Chandra, Hepatitis pada kehamilan, perhimpunan
peneliti hati Indonesia sumber Cermin Dunia Kedokteran ed 80 Jakarta 1992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar